Bukannya di MT ini tidak mau ikut liqo akan tetapi waktunya bekerja serta jauh dari kota dan harus mencari asatidz dan di MT berfikiran jika jauh bagaimana ditambah MT ini bekerja tidak musti siang tapi juga bisa diperintahkan untuk masuk malam dan MT harus siap jika ditugaskan di bos.
Namun di IR kemungkinan merasa bahwa MT ini hanya beralasan, selain itu MT ini diketahui IR bahwa MT adalah aswaja berlogo Bintang 9 dan sangat fanatik.
MT memang fanatik N* meski hanya warga namun bukan berarti MT tidak mau dengan kegiatan seperti IR, dan menurut MT jika menjurus kearah khilafiyah maka MT akan abaikan dan tidak diperdulikan kepada asatidz yang mengajarkan liqo itu karena MT beranggapan bahwa kultur di masyarakat jawa ini khasnya seperti itu, MT tidak mau jika pulang dari arab saudi lalu berubah dan menganggap bahwa kegiatan yang dilakukan masyarakat selama ini adalah salah.
Selanjutnya IR mengatakan bahwa jika MT tidak sejalan dengannya atau sekufu maka akan bertentangan, selain itu menurutnya jika sekufu berarti mempunyai arah dan satu tujuan yang sama dalam artian se visi dan se misi, kemudian IR memutuskan untuk menyudahi perihal hubungan antara MT dan IR. Lalu IR sampaikan kepada Paman dan Bibinya.
Hem ada-ada saja ya ges kisahnya.
Perihal nikah seislam hanya berbeda harokah saja ternyata masih diributkan, dan jadi pertentangan. Padahal orang Muhammadiyah banyak juga Menikah dengan orang NU begitupun sebaliknya.
Tampilkan Semua