Media Cyber tentunya akan semakin senang jika artikelnya dibagikan oleh para pemilik fanpage, namun sumbernya pun jangan dihilangkan. Mengapa demikian?
Untuk mencari follower dan mendapatkannya, mereka para pemilik fanpage memanfaatkan sebuah berita.
Dari berita-berita itulah mereka mendapatkan follower, maka mereka juga harus tahu diri, follower yang ia dapat dari mana kalau bukan dari copy paste berita.
Maka agar saling menguntungkan, dengan itu pegiat media sosial jangan menghilangkan sumber.
Apalagi jika fanpage yang pro politik berlebihan, sudah buat issue, issuenya pun hanya dari bersumber di internet, sudah begitu sumbernya dihilangkan.
Semakin menunjukan, bahwa pegiat media sosial macam ini yang dengan memanfaatkan fanpage, bahwa sangat buruk.
Tak salah jika ada yang mengatakan, bahwa media sosial merupakan produk jurnalistik ngawur.
Hal ini yang justru mematikan peran media cyber, dimana media harian yang punya koran kurang diminati dan beralih ke cyber.
Justru dimedia cyber artikelnya Bahkan jumlah visitornya sedikit, dan lebih diminati di media sosial macam fanpage facebook.
Sudah begitu artikelnya tak menuju ke website media cyber.
Blogger dianggap Abal-Abal
Tak jarang blogger dianggap abal-abal, meskipun ia lebih kreatif dibanding pegiat medsos yang hanya repost dan copas.
Blogger acap kali disepelekan dan ditanyakan tentang badan hukum sebuah media. Ujarnya mereka para pegiat medsos punya badan hukum, sehingga tak berkaca atau bercermin diri.
Diketahui, Blogger ini merupakan produk jurnalisme warga, Bahkan jurnalisme warga (Citizen Journalisme) bermula dari blogger.
Sedangkan tak sedikit, media cyber bermula dari Citizen Journalism, dan ada kaidahnya juga.
Bahkan tak jarang dan cukup banyak juga blogger jadi rujukan dalam dunia website. Baik itu artikel Wisata, tutorial, Bahkan jurnalistik dan lain-lain.
Tampilkan Semua