Di samping itu, model pendidikan yang berbasis Pesantren juga dapat dijadikan sebagai ajang untuk mempromosikan wisata religi. Wisatawan dapat melihat bagaimana perkembangan Pondok Pesantren yang begitu pesat di Purbalingga yang tidak kalah dengan berbagai pesantren yang ada di daerah lain.
Pondok-pondok pesantren yang ada di Kab Purbalingga jumlahnya mencapai ratusan dengan mulai pendidikan tradisional sampai modern. Maka hal tersebut, akan dapat mendatangkan banyak wisatawan baik lokal, nasional maupun internasional.
Tak lupa pula, sambil berwisata religi, di Kab Purbalingga juga terkenal makanan tradisional yang menggugah selera seperti buntil Kutasari, sroto dengan berbagai trade merk dan beraneka varisasinya seperti Bancar Bancar, Soto Masdar, Soto So, Soto Kriyik, mendoan, kripik, wajik dan jenang Kedungjati, ondol Tidu, minuman stroberi Serang Karangreja, dll.
Jejak-jejak sejarah Islam di Purbalingga tersebut tentu akan menarik perhatian para wisatawan. Karena tidak dapat dipungkiri Islam di Nusantara tidak dapat dilepas dari Islam di Purbalingga. Dari kota ini pernah lahir Syekh Nahrowi Al Banyumasi dan KH Abu Ammar, Kakak beradik ulama Purbalingga yang cukup disegani oleh ulama Hijaz dan menjadi rujukan ulama Indonesia. (***)
* Oleh: Aji Setiawan
Tampilkan Semua