Nasib saudara mereka bisa dibilang cukup lebih baik. Suara PAN meningkat dari 6,41 persen (Pemilu 2004), 6,03 persen (Pemilu 2009), menjadi 7,59 persen (Pemilu 2014). Satu hal yang mempengaruhi penambahan suara ini adalah bergabungnya PBR pada 2011.
Sedangkan PKB mesti melalui jalan berliku untuk mendongkrak terjunnya suara. di Pemilu 2004, PKB mendapat 10,61 persen. Namun, PKB pecah jelang Pemilu 2009. Hasilnya, PKB hanya mampu 4.95 persen suara di Pemilu 2009.
Pangkal perpecahan itu adalah Muktamar Luar Biasa Ancol yang digelar 2-4 Mei 2008 menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai ketua umum PKB. Namun, pada saat yang sama, Muktamar Luar Biasa yang digelar pada 30 April-1 Mei 2008 di Parung menetapkan Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Umum Dewan Syuro PKB dan Ali Masykur Musa sebagai Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB.
Setelah islah para kubu pada 2011, PKB mampu mendulang suara hingga 9,04 persen di Pemilu.Bahkan memperoleh 12,8 persen jauh di atas PPP yang hanya 6,1 persen.
Survei elektabilitas terbaru yang diluncurkan dalam Pilkada banyak menunjukan banyak tokoh nasionalis memperoleh simpati yang luas dari masyarakat. Memang survey bukan acuan dalam mengambil acuan dalam berpolitik dan PPP serta tidak ingin menang didata jumlah pemilih namun kalah dalam Pilkada. Dan realitas politik hari hari belakangan adalah realitas uang,kekuasaan dan pemcitran.
Akhirnya, partai-partai Islam harus benar-benar menyadari bahwa posisi mereka dalam pemerintahan Jokowi sekarang tidak memberikan garansi kepada mereka guna memperoleh suara besar pada Pemilu 2024 nanti.
Karenanya perlu terobosan alternatif, Partai partai Islam untuk berkoalisi menyatukan eksistensinya,masih ada dan layak diperhitungkan. Tanpa adanya ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah Basyariah dan ukhuwah Wathaniyah di antara partai-partai Islam maka akan berkesan tidak ada persatuan dan rasa persaudaraan di kalangan umat Islam yang ada di Indonesia. Karenanya toleransi dan keberbedaan pilihan politik dalam Pilkada perlu dikemas secara cantik,agar partai partai Islam tetap eksis dan diminati masyarakat dalam Pilkada, Pemilu dan event konstalasi politik di tanah air kekinian. (***)
Tampilkan Semua