CILACAP.INFO – Copy Paste Artikel dari Website Orang Lain membuat reputasi website si pengcopas semakin jelek dan dipandang oleh pemilik website lainnya buruk.
Copy paste artikel memang mudah tanpa perlu berpikir dan merangkai kata-kata, tinggal salin dan tempel di blog atau website.
Web Copy Paste memang akan tetap dikunjungi pembaca. Namun akan berdampak pada engganya perusahaan besar jika ada event mengirimkan artikel ke website tersebut.
Copy Paste memang akan tetap bisa merangkak naik, Bahkan bisa naik daripada website yang di copas.
Sedangkan Alexa Rank hanya menghitung berdasarkan jumlah kunjungan. Jadi tool milik amazon ini tidak akan peduli terkait artikel copas karena tool ini menghitung berdasarkan jumlah kunjungan.
Perlu diketahui, ada banyak tool yang bisa untuk mengecek artikel kita merupakan hasil plagiat atau tidak.
Salah satunya adalah Copy Scape, tool satu ini sangat ampuh untuk mengecek artikel kita plagiat atau tidak melalui url atau link yang kita masukan di tool tersebut.
Di tool versi gratisnya memang hanya terbatas beberapa pengecekan saja, namun di tool premium akan diberikan plugin dan bisa mengeceknya secara terus menerus.
Copy Scape versi gratis jika artikel yang kita miliki dicopas, maka jika dicek link artikel si pengcopas akan tertera.
Namun jika artikel yang dicopas yang dicek, tidak akan muncul link lainnya karena bukan plagiat.
Jadi, alangkah baiknya belajarlah menulis membuat kata-kata meskipun artikelnya bersumber dari media sosial.
Seperti Contoh ada berita orang tenggelam dan lainnya, ada informasi di media sosial, dalam informasi tersebut merupakan rangkaian artikel berupa detail.
Pastinya ada keterangan Kapan Waktu Kejadian, Dimana lokasi Kejadian, Siapa Korbannya, Siapa Saksinya, Apa Penyebabnya, Kenapa bisa Demikian, Bagaimana kondisinya.
Artikel tersebut jika diketahui oleh para jurnalis media, maka akan dibuatkan tulisan sesuai gayanya dalam mengolah dan merangkai kata.
Maka jika ada berita yang sama, namun kata-katanya bisa berbeda, hal itu adalah karakteristik seorang jurnalis. Karena masing-masing jurnalis punya gaya tersendiri dalam membuat tulisan.
Sudah begitu artikel tersebut di copas maka sudah pasti selain tidak kreatif, si pengcopas terkesan malas.
Budaya Copy Paste memang akan membuat seseorang terbiasa dan menjadi kebiasaan Copas.
Adapun teknik parafrase merupakan teknik yang kerap digunakan oleh media-media lain guna menghindari plagiarisme.
Diakui atau tidak, parafrase sendiri sebetulnya merupakan buah pemikiran orang lain yang diolah agar tidak plagiat dan terdeteksi plagiat.
Namun parafrase yang benar meski sudah diolah tetap saja sumber harus disebutkan. Akan tetapi banyak yang tidak demikian, bukan hanya sekedar blog Bahkan seperti media ternama juga demikian.
Dari kesimpulan parafrase di atas, ada banyak yang mengatakan! setidaknya parafrase lebih baik dari plagiat sepenuhnya.
Terkait Copy Paste utuh, bukannya tidak boleh, namun tetap harus mencantumkan sumbernya.
Sumber di sini bukannya malah akan menurunkan reputasi website, justru akan dianggap baik. Kita contohkan content aggregator, mereka saja tetap mencantumkan sumber dan malah membuat web mereka semakin besar dan semakin bagus.
Namun copy paste secara berlebihan tidak mencantumkan sumber akan berdampak buruk. Buruk bagi yang dicopas dan juga buruk yang mengcopas.
Buruk bagi yang dicopas yakni bisa hilangnya suatu laman atau artikel seseorang di search engine seperti google.
Buruk bagi yang mengcopas yakni mesin seperti google akan menganggap website si pengcopas sebagai spam. Selain itu bisa terblockirnya domain si pengcopas di media sosial seperti facebook, tidak bisa membagikan link Bahkan terblock yang justru akan membuat rugi.
Berdasarkan pengalaman, SEO yang baik misal di platform wordpress, yakni malah dianjurkan menyisipkan External Link, seperti halnya yang terdapat pada Plugin SEO Yoast.
Ini sebabnya content Aggregator malah bukannya jatuh malah naik, contohnya kaskus, line, dan lainnya.