Di cilacap beberapa bulan lalu juga terjadi pemukulan kepada anggota banser (Barisan Ansor Serbaguna), namun ormas islam NU (nahdlatul ulama) itu tak membalasnya meski mempunyai anggota puluhan ribu hanya di cilacap.
Awak redaksi sedang tidak membuat tulisan asal dan itu memang benar adanya, sekelompok anggota banser juga turut mengabarkan hal itu kepada redaksi. Namun kami tidak mempublishnya dan andaikata kami mempublishnya maka akan jadi berita hangat dan heboh waktu itu.
Lantas jika ada pernyataan sentimen ataupun rupa-rupa kepada redaksi, justru hal itu adalah suatu hal yang lucu. Bukannya yang sentimen itu ketika ada suatu keharmonisan, baik antar umat dan antar manusia malah marah-marah dan ucapan-ucapan sesat dan sebagainya.
Penulis hanyalah menulis, mau itu menulis suatu ormas berikan tumpeng ke gereja, sifatnya kami hanya memberikan informasi. Kembali kepada Anggota Banser yang dipukul tak marah, bahwa pada waktu itu banser tidak membalasnya namun diduduki dan dinasihati.
Banser yang katanya kasar suka bakar bendera tauhid ternyata mempunyai hati yang bijaksana. Dan meski memiliki anggota yang besar namun dalam keorganisasian tak seperti yang dikatakan banyak orang bahwa banser berjalan sendiri sesuka hati. Karena bagi mereka adalah berjiwa Corsa. Dalam suatu hal selalu berkoordinasi dengan aparat keamanan.
Seperti itulah banser dalam perspektif kami dan kenyataan yang terjadi. Namun banyak orang tidak menyukainya, dari mulai perkataan tidak dibayar namun maunya jadi banser, akan tetapi banyak banser yang mengatakan bahwa mereka ikhlas menjadi banser untuk mendapat berkah dari para Kiai.
