Oleh karena itu, Ramadhan dapat dijadikan untuk memperkuat pribadi dan karakter kaum muslimin yang sehat, tangguh dan sabar serta kembali ke fitrah manusia yakni manusia-manusia yang cinta damai, sabar, ikhlas, jujur dan muara akhirnya adalah menjadi manusia yang beriman dan bertakwa di hadapan Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT: “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang yang taqwa. (QS Al Baqarah:183).
Bulan Ramadhan adalah bulan ketika kesabaran kaum muslimin diuji. Salah satu iātibar atau pelajaran kesabaran adalah dengan membaca kisah-kisah kesabaran para nabi dan Rasulullah.
Kesabaran yang timpakan kepada para Nabi dapat diambil hikmahnya dan dicontoh dalam menghadapi obaan Tuhan dan juga gangguan oleh para musuh Nabi. Dengan berpuasa, kesabaran kita asah sehingga ketika menghadapi cobaan dan duri onak kehidupan kita semakin tegar dan bersabar dalam menghadapinya.
Oleh karena itu setelah ramadhan berakhir, aktivitas-aktivitas ibadah yang positif dilakukan selama bulan Ramadhan harus tetap dilestarikan setelah bulan Ramadhan. Diantara hikmah puasa yang menjadi prioritas yang dilakukan saat ini adalah menanamkan jiwa sosial terhadap kaum fakir miskin.
Selama bulan Ramadhan kita diperintah untuk memperbanyak sedekah kepada kaum fakir miskin dan juga diperintah untuk mengeluarkan zakat fitrah yang kesemuanya itu merupakan manifestasi dari jiwa sosial kita kepada fakir miskin.
Bersedekah dan mengeluarkan zakat bisa mempersempit jurang sosial antara kaya dan orang miskin. Tidak selayaknya bila di hari raya kita bersenang-senang, bersuka ria bersama sementara tetangga kanan kiri kita hidup menderita serta serba kekurangan.
Di hari yang fitri ini, mari kita saling bermaaf-maafan, bersilaturahmi, berziarah kepada orang tua, guru, teman dan sanak saudara. Lupakan rasa permusuhan di antara kita. Mari kita pererat tali persaudaraan umat Islam. Hilangkan segala perselisihan dan kesalahpahaman, lalu kita buka lembaran baru dengan saling pengertian dan kasih sayang. Sehingga hari raya Idul Fitri ini yang kita rayakan lebih terasa dan bermakna bagi kita semua.
Tampilkan Semua