Sejumlah ilmuwan mengingatkan penelitian terkontrol dengan skala lebih besar dibutuhkan guna menguatkan pengetahuan mengenai keamanan dan kemanjuran obat COVID-19 tersebut.
Namun, pengobatan hasil uji coba Kuba itu dapat membantu menekan tingkat kematian sampai 4,2 persen, sementara rata-rata di kawasan dan dunia masing-masing sebanyak 5,9 persen dan 6,6 persen, kata otoritas kesehatan.
Tingkat kematian akibat suatu penyakit dihitung dari banyak variabel, di antaranya termasuk tingkat pemeriksaan, kualitas sistem kesehatan, usia dan kondisi kesehatan penduduk.
Data resmi menunjukkan Kuba, negara dengan layanan kesehatan universal dan sistem perawatan yang baik, berhasil menanggulangi wabah.
Otoritas setempat mencatat kurang dari 20 kasus COVID-19 baru per hari selama seminggu terakhir. Angka itu menunjukkan penurunan saat Kuba mencapai lonjakan tertinggi 50 sampai 60 pasien per hari pada pertengahan April.
Sejauh ini, Kuba mencatat 1.916 orang dari total penduduk 11 juta jiwa positif tertular COVID-19. Dari jumlah pasien positif, 81 di antaranya meninggal dunia.
Dengan demikian, kemungkinan penularan COVID-19 di Kuba hanya mencapai 0,71 orang per 100.000 penduduk, sementara di Amerika Serikat tingkat penyebaran lebih besar dengan 29 orang per 100.000 penduduk, demikian proyeksi dari Johns Hopkins University.
Tindakan cepat pemerintah menanggulangi wabah membantu Kuba mengatasi krisis kesehatan tersebut. Setelah menutup perbatasan, sekolah dan transportasi umum pada Maret, Kuba mewajibkan warga tetap berada di rumah, mengenakan masker, dan menggunakan sistem pelacakan yang efektif guna menekan penularan virus. (Reuters / Antara)
Tampilkan Semua