Selain industri manufaktur, industri pariwisata dengan jumlah pekerja mencapai 12,7 juta jiwa adalah sektor kedua yang memiliki kehilangan jam kerja yang tinggi. Industri pariwisata yang hampir tidak beroperasi akibat pandemi pun memberikan efek domino bagi industri lainnya.
Total penurunan daya beli akibat menurunnya jam kerja pada industri manufaktur dan pariwisata dalam 30 minggu mencapai Rp 374,4 triliun. Jika dihitung dari induced impact, indirect impact, dan direct impact, maka total kehilangan daya beli masyarakat dapat mencapai Rp 386 triliun. Untuk itu, pemulihan industri pariwisata diharapkan dapat membantu pemulihan ekonomi secara cepat.
Industri manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Istilah ini bisa digunakan untuk aktifitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, tetapi demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara massal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Pada awalnya, manufaktur biasanya hanya terdiri dari seorang tukang yang ahli beserta beberapa pembantu. Para pembantu akan belajar sambil bekerja.
Memasuki masa pra-industri, sistem serikat pekerja melindungi keterampilan para ahli ini. Sebelum revolusi industri kebanyakan manufaktur berada di daerah pedesaan, di mana produk-produk rumahan berada dan bergerak dalam pengolahan hasil pertanian. Sejarah teknik manufaktur bisa dilacak dari pabrik di pertengahan abad ke 19 di Amerika Serikat dan abad ke 18 di Britania Raya.
Tampilkan Semua