NUSAKAMBANGAN, CILACAP.INFO – Ada hal yang cukup menarik yang dilakukan oleh petugas Lapas High Rish Karanganyar Nusakambangan terkait dengan penanganan narapidana pecandu berat narkoba.
Lapas super maximum sicurity paling ujung barat pulau Nusakambangan ini terkenal sebagai penjara yang super ketat dengan menggunakan teknologi tinggi/high technology dalam melaksanakan pengamanan dan pengawasan terhadap para narapidana.
Kategori narapidana yang ada di Lapas ini adalah narapidana dengan resiko tinggi/high rish baik narapidana kasus terorisme, bandar narkoba maupun kejahatan katagori berat lainnya dari Lapas/Rutan di seluruh Indonesia.
Dalam penanganan narapidana kategori bandar narkoba, tidak jarang narapidana bandar narkoba juga sebagai pemakai aktif dan pemakai berat narkoba.
Kalapas High Rish Karanganyar Nusakambangan, I Putu Murdiana menyatakan saat diterima di dalam lapas, mereka (narapidana) terlebih dahulu dilakukan test urin dengan menggunakan 6 in 1 drug abuse test parameter dan hasilnya banyak diantara mereka yang positif narkoba dengan parameter 1 sampai 4.
“Karena mereka pemakai aktif narkoba biasanya dalam beberapa hari di kamar sel pasti sakaw karena tidak bisa mengkonsumsi lagi” terang Putu.
Untuk mengatasi kejadian ini pihaknya melakukan penanganan cepat oleh dokter dan para medis lapas agar bisa memberikan pertolongan guna menyelamatkan jiwa mereka.
Kasi Binadik Lapas Karanganyar, Dr. Sudiro yang juga merangkap sebagai dokter lapas menyatakan bahwa untuk treatment WBP baru yang +/ positif tes urine psikotropika narkotika, bisa satu atau lebih parameternya, akan dilakukan terapi medicamentosa awal dengan menggunakan tramadol dan konseling disertai monitoring ketat.
Untuk selanjutnya jikalau progress reportnya ke arah baik/ bonam dilakukan tapering off/ penurunan bertahap dan untuk medicamentosa tramadol sudah mulai dikonversi dengan paracetamol disertai tetap dilakukan monitoring/follow up berkelanjutan tidak terputus.
Dan selama ini hasilnya baik untuk kesehatan para wbp yang kedapatan positif pengguna psikotropika narkotika.
Dari segi anggaran yang digunakan sangatlah kecil dibandingkan dengan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi medis yang dilakukan oleh masing-masing instansi Pemerintah saat ini.
Dan hasilnyapun maksimal dengan catatan setelah dari Lapas Karanganyar dilanjutkan dengan kegiatan pemulihan seperti family support grup, konseling, dan pembinaan mental kepribadian lainnya di lapas maksimum sicurity.
Secara tidak langsung dengan menggunakan metode one man one cell dan tidak adanya interaksi antara narapidana dengan petugas maka penyalahgunaan kewenangan sangat sulit terjadi.
“Suply tidak ada maka secara otomatis demand juga tidak ada dan terapi tetap berjalan walaupun tanpa menggunakan terapi khusus rehabilitasi” imbuh Putu.
Pengawasan melalui cctv dengan jumlah sebanyak 1700 titik serta online langsung dengan Menkuham, Dirjen Pemasyarakatan maka sudah dipastikan pengawasan di Lapas High Rish Karanganyar Nusakambangan semakin ketat sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan kewenangan dan lainnya.