BANYUMAS, CILACAP.INFO – Demam permainan Lato-lato merambah ke seluruh penjuru kota di Indonesia hingga ke Luar Negeri, Tua Muda pun turut memainkannya karena saking viralnya.
Ada yang menyebut bahwa permainan ini merupakan asal Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan, namun ada juga yang menyebut permainan Lato-Lato ini dari Amerika, namun di sana katanya telah dilarang. Sejarah panjang permainan Lato-lato juga konon digunakan sebagai senjata perang.
Untuk memainkannya tentu saja dibutuhkan mainan (benda) ini yang dapat dibeli baik di toko mainan maupun Olshop (Online Shop).
Untuk harganya sendiri tergantung spek dan bahan bolanya, namun di pasaran untuk Lato-Lato yang biasa saja harganya sekitar Rp7.500 – Rp15.000.
Dalam penggunaan mainan Lato-lato memang dibutuhkan skill atau keterampilan, dan usia anak juga perlu diawasi oleh orang tuanya. Jika anak tidak mempunyai skill dalam permainan ini sebaiknya perhatikan dan awasi anak-anak sebab bisa jadi justru dapat berdampak pada luka lebam, dahi benjol dan memar.
Seperti yang baru-baru ini terjadi bahwa tersiar kabar adanya anak SD berusia 8 tahun yang matanya terkena lato-lato dan dirujuk ke Rumah Sakit di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) sebagaimana yang termuat dalam Media Siber Portal Tribun Pontianak.
Namun bersamaan dengan berita tersebut, beredar pesan berantai di jejaring media sosial dan aplikasi Whatsapp bahwa telah terjadi adanya korban terkena mainan lato-lato di Sokanegara, Purwokerto yang menyebabkan sebelah mata seorang anak SD yang mana menyebabkan anak tersebut matanya menjadi Buta.
Ditelusuri Cilacap.info terkait Kabar tersebut, pesan serupa begitu masif disebarkan, hanya saja Kota dan Kabupaten serta nama Sekolah Dasar diubah ada yang menyebut kejadian di Garut, Banyumas, Cirebon dan Nusa Tenggara Barat (NTB).