Pandemi COVID-19 memberikan dampak negatif bagi UMKM. Menurut keterangan dari Katadata Insights Center (KIC), sebagian besar UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sedikit (5,9%) yang merasakan dampak negatif pertumbuhan modal positif, penurunan tagihan listrik pembayaran dan dukungan keuangan lainnya.
Dengan demikian, para pelaku usaha, termasuk UMKM, harus berinovasi dalam memproduksi barang dan jasa sesuai dengan permintaan pasar.
Mereka juga dapat mengembangkan banyak ide/ide bisnis baru yang berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan sosial ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi (social entrepreneurship).
Menurut penelitian dari Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021, 72% Gen Z dan Milenial di Asia Pasifik ingin menjadi pengusaha.
Survei lain oleh perusahaan nutrisi global Herbalife Nutrition menemukan bahwa hampir 9 dari 10 orang atau 87% responden percaya bahwa usia terbaik untuk memulai bisnis adalah di bawah 40 tahun.
Usia rata-rata terbaik adalah 27 tahun. Ada banyak cara untuk mencari peluang bisnis. Selain memahami kebutuhan pasar, calon pengusaha juga harus memiliki pengetahuan tentang bidang usaha yang akan digelutinya.
Dengan latar belakang menurunnya daya beli masyarakat dan menurunnya pendapatan masyarakat paska pandemi covid serta susahnya jangkauan penjualan makanan jepang terutama sushi.
Hal ini dimanfaatkan sebagai peluang usaha oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Luthfiyah Mufidah. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini membuka brand usaha bisnis sushi dengan kisaran harga yang cukup terjangkau antara 16.000 sampai 20.000 hal ini sesuai dengan target market di kalangan mahasiswa UMP, UNSOED, UHB, dan kampus kampus sekitar Purwokerto.
Lulu panggilan akrabnya, mengutarakan bahwasanya mahalnya harga sushi dan minimnya penyedia café & resto jepang di area purwokerto menjadi pemicu untuk membuka usaha bisnis sushi dengan harga murah meriah.
Tampilkan Semua