Menurut Yuddy, di tengah tantangan ekonomi, suku bunga kredit yang diberikan perlu terus mengikuti perkembangan kondisi pasar yang ada dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat. Namun demikian implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit tidak menjadi NPL atau kredit macet.
Kinerja keuangan sampai dengan posisi 31 Maret 2023, secara konsolidasi beserta anak perusahaan, pertumbuhan Kredit dan Pembiayaan year on year tumbuh sebesar 10,8% menjadi 116,45 trilliun rupiah, dengan pertumbuhan pada seluruh segmen kredit baik konsumer maupun business segmen.
Mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang ada, bank bjb pun terus melakukan manajemen likuiditas yang baik agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.
Berbagai kondisi keuangan bank bjb yang semakin membaik tersebut, didukung berbagai perbaikan di sektor kredit. Kredit konsumer tumbuh 5,8% year on year menjadi 66,2 trilliun rupiah yang merupakan segmen dengan porsi terbesar, 61,1% terhadap total kredit yang disalurkan.
Disampaikan Yuddy, permintaan untuk segmen KPR terus bertumbuh khususnya pada KPR bersubsidi, sehingga mendorong pertumbuhan nya sebesar 16,3% year on year menjadi 9,4 trilliun rupiah. Adapun untuk tahun 2023 bank bjb memperoleh kuota FLPP sebanyak 8.000 unit.
Sektor UMKM tumbuh 10,3% menjadi 6,8 trilliun rupiah, didorong oleh penyaluran mikro yang dilakukan langsung oleh bank tumbuh dengan baik sebesar 20% year on year, termasuk didalamnya penyaluran KUR dimana bank bjb tahun ini diberikan kuota sebesar 3 trilliun rupiah.
Sementara Commercial & Corporate menjadi salah satu growth driver dengan pertumbuhan 14,7% menjadi 16,4 trilliun untuk corporate dan 34% menjadi 9,4 trilliun untuk commercials yang bersumber dari anchor client government related party, BUMN dan Top Tier Corporate.
Tampilkan Semua