Terkait Fenomena Cuaca dingin ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.
“Saat ini memang rata-rata suhu udara minimum dan maksimum di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara umumnya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya yang berada di utara dan/atau di sekitar ekuator.” Kata Rendy.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap (BMKG Cilacap Kota) suhu udara minimum pada bulan Juli ini tercatat 23 derajat celcius, kemudian di Pos Pengamatan Cuaca Bandar Udara Tunggul Wulung suhu udara minimum pada bulan Juli ini tercatat 21 derajat celcius.
“Untuk itu kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh karena perbedaan suhu udara yang drastis antara siang dan malam hari.” Tegasnya.
Selain itu juga perlu adanya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi peningkatan kecepatan angin di wilayah Jawa Tengah, terutama bagian selatan akibat adanya perbedaan tekanan udara yang signifikan antara di Benua Australia dan Benua Asia (pusat tekanan udara tinggi di benua Australia dan pusat tekanan udara rendah di Samudera Pasifik bagian barat).
Seiring dengan hal tersebut, perlu diwaspadai juga adanya potensi peningkatan tinggi gelombang laut di wilayah Perairan dan Samudera Hindia Selatan Jawa.
“Bagi masyarakat pesisir serta para pengguna transportasi laut diharapkan lebih mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi. Seperti para nelayan misalnya, jika cuaca kurang baik, hendaknya dihindari atau tidak berlayar mencari ikan lebih dulu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” Tegas Rendy Krisnawan.
Tampilkan Semua