CILACAP.INFO – Dalam buku Teach Liks Finland yang ditulis oleh Timothy D. Walker keberhasilan suatu pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Timothy mengatakan seharusnya murid diberi kesempatan untuk berperan aktif terhadap suatu pembelajaran.
Baik itu pada proses perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi. Pemberian ruang kepada siswa akan meningkatkan rasa tanggungjawab siswa itu sendiri. Ini adalah bagian sangat kecil dari keberhasilan Finlandia dalam menyelenggarakan pendidikan di Negaranya meskipun begitu Finlandia berhasil menjadi negara terdepan didunia dibanding negara-negara lain dalam pencapaian penyelenggaraan pendidikan.
Rumah Baca Mahardhika Kedungreja baru-baru ini mengadakan kegiatan dimana para siswa menjadi subjek utamanya. Minggu 26 November bertempat di Jalan Suryanom Kedungreja beberapa anak aktif antusias memperhatikan peta dunia yang dijelaskan oleh Gerda Mahardhika Fawwaz siswa kelas lima MI Al-Ma’arif Tambakreja, Kedungreja.
Awalnya Gerda menjelaskan letak suatu negara tertentu, letak benua serta bendera setiap negara. Gerda mengajak anak-anak lain ikut berinteraksi dengan mengajak mereka menunjuk peta yang sedang dibahas. Hampir semua anak maju ke depan tertarik dengan bentuk dan gambar peta tersebut.
Pendiri Rumah Baca Mahardhika ibu Siti Khotimah, S.Fil.I sesekali memberi stimulasi menjelaskan letak suatu negara dan juga keunikan serta sejarah singkatnya. Hampir dua jam kegiatan ini berlangsung tidak menyurutkan semangat anak-anak yang ingin memahami peta dunia.
Rupanya anak-anak antusias karena pemateri adalah teman sebayanya selain merasa tidak segan, gaya bahasa dan cara penyampaian sepertinya dirasa cocok bagi sesama anak-anak. Menurut founder rumah baca kegiatan seperti ini akan sering dilaksanakan dengan tema yang berbeda-beda kedepannya.
Sesi kedua kegiatan hari itu adalah parenting bersama founder Rumah Baca Mahardhika. Terdapat beberapa orang tua yang mengikuti sesi konsultasi ini. Permasalahan paling dominan yang dihadapi orang tua adalah bagaimana menghadapi anak-anak yang sudah kecanduan game/smartphone dan juga tentang pengarahan bakat dan minat anak.
Soal anak kecanduan game di smartphone menurut Ibu Siti Khotimah founder rumah baca sekaligus penulis buku Antologi berjudul Dalam Pelukan keluarga anak-anak dapat menghabiskan waktu dengan smartphone karena kurangnya waktu yang disibukkan dengan kegiatan positif.
Anak-anak juga perlu mendapatkan apa yang menjadi haknya. Ada istilah penuhi tangki cinta anak jika ingin anak-anak merasa bahagia dan dapat di Kerja sama. Beberapa tangki cinta anak yang harus dipenuhi orang tuanya diantaraya Sentuhan fisik, quality time, melayani anak, kata-kata pujian serta pemberian hadiah. Kedua orang tua saling mengisi tangki cinta anak agar si anak mudah diajak kerja sama dengan baik.
Mengenai pengembangan bakat dan minat anak menurut beliau perlu sekali didiskusikan dengan anak yang bersangkutan. Selain dapat melihat bakat si anak dengan melihat kesehariannya, orang tua juga perlu menanyakan anak-anak lebih suka dan nyaman apabila mengerjakan apa.
Meskipun anak adalah manusia yang masih kecil namun jika sering diajak diskusi anak-anak akan bisa menjawab banyak hal sulit yang para orang dewasa tidak terpikirkan.