BANDUNG, CILACAP.INFO – Hijrah berasal dari bahasa arab هَجَرَ (red: hajara) yang artinya berpindah. Berpindah di sini jika kita merujuk pada artikel yang akan kami bahas maksudnya berpindah dari keadaan lalai atau tidak taat menjadi taat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanu wa Taala.
Hijrah untuk menjadi pribadi yang taat sebagai ummat muslim merupakan kewajiban, sebab ini adalah bekal kita untuk menjadi pribadi yang menjalankan tuntunannya sebagai seorang hamba-Nya, juga sebagai bekal di Akhirat kelak.
Jika pemuda maupun pemudi taat kepada rabb-Nya dan menjalankan perintah-Nya, maka langkahnya dalam melakukan sesuatu akan lurus dan terhindar atau menghindari hal-hal yang akan menimbulkan dosa.
Ajakan hijrah atau bahkan seseorang yang sedang maupun telah hijrah merupakan suatu hal yang positif. Hijrah untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Taala bisa dijalankan oleh siapa saja sebelum ajal menjemput.
Sebab jika ajal menjemput namun lalai dan tidak taat, maka tidak ada kesempatan lagi melainkan penyesalan. Oleh sebab itu selama masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup di dunia, maka seyogyanya gunakanlah kesempatan itu untuk taat dalam menjalankan perintah agama.
Meski hijrah tidak harus memandang dalam segi umur, akan tetapi lebih baik lagi jika di usia muda kita mau untuk hijrah mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan niat yang sungguh-sungguh.
Sebagaimana wasiat ulama sufi terkemuka Syekh Ibnu Athaillah Sekandari. “Jika kita telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal sholeh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuan kita dengan Allah ‘Azza Wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kita kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya.”
Syekh Ibnu Athaillah Sekandari juga mengajak kita semua untuk selalu berdzikir mengingat Allah. Sementara dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah SAW saat ditanya oleh seorang Arab Badui tentang siapakah sebaik-baik manusia. Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya” (HR at-Tirmidzi).
Melihat dari wasiat syekh sufi dan hadits riwayat di atas menjadi dapat dipahami kembali bahwa semasa hidup jika dipergunakan untuk berbuat baik yang dalam hal ini adalah taat untuk menjalankan perintahNya, dan baik amalannya maka kita tergolong manusia yang mulia dan hal ini dapat dilakukan apabila seseorang lalai kemudian lekas untuk berhijrah.
Berbicara mengenai hijrah memang dibutuhkan tekad dan niat yang sungguh-sungguh. Selain daripada itu untuk mendukung hal ini, maka jadikan smartphone yang kita gunakan untuk mendengar dan melihat kajian-kajian yang bernuansa positif mengenai hijrah kita. Insya Allah jalan kita untuk hijrah istiqomah.
Sebab di era perkembangan ini, segala sesuatu dapat ditemukan melalui gadget yang kita gunakan, sehingga manfaatkanlah kemajuan teknologi dengan sebaik-baiknya.
Kemudian kita juga dapat mengikuti komunitas yang mengajak pada kebaikan, seperti The Shift Gerakan Pemuda Hijrah yang didirikan oleh Ustadz Hanan Attaki.
Sebagaimana yang diketahui The Shift adalah komunitas pemuda di Kota Bandung yang didirikan oleh Ustadz Hanan Attaki, sebagai gerakan dakwah yang didesain dengan “warna” anak muda, oleh pelaku dunia anak muda.
Ustadz Hanan Attaki juga yang menginisiasi terciptanya Gerakan Pemuda Hijrah. Yaitu gerakan anak muda yang ingin merubah hidupnya dari meninggalkan hal-hal yang buruk di masa lalu dan berubah menjadi lebih taat kepada Allah Subhanahu wa Taala.
Tertarik dengan gerakan pemuda hijrah, yuk kunjungi websitenya di laman pemudahijrah.