Lantunan Matan al-Ajurumiyah dan Tuhfatul Atfal Menggema di Arena Wisuda Santri

Santriwati Kelas VII melatunkan Matan Tuhfatul Atfal pada acara Wisuda dan Pelepasan Santri Angkat Ke-4 PontrenMu ‘Aasyiqul Qur’an Sirampog Brebes
Santriwati Kelas VII melatunkan Matan Tuhfatul Atfal pada acara Wisuda dan Pelepasan Santri Angkat Ke-4 PontrenMu ‘Aasyiqul Qur’an Sirampog Brebes

Pada kesempatan yang sama, Solihin, SE, ME selaku Ketua PRM Sirampog Brebes mengingatkan, bahwa wisuda sekaligus pelepasan ini hanyalah berpisah fisik, bukan berpisah batin.

“Apa yang diterima selam tiga tahun itulah hadiah terindah untuk diri sendiri dan kebanggaan bagi orang tua dan dewan asatidz. Teruslah belajar ke jenjang berikutnya agar kelak menjadi kader persyarikatan cerdas, kuat, beradab dan mumpuni,” katanya.

Ning Rusmiati yang didaulat mewakili Wali Santri sangat berterima kasih atas perjuangan dan pengawalan pembelajaran kepada santri yang telah dilakukan oleh seluruh dewan asatidz Pondok Pesantren Muhammadiyah ‘Aasyiqul Qur’an Sirampog selama 24 jam.

“Terima kasih kepada ustadz dan ustadzah atas jerih payahnya dalam kurun waktu 3 tahun yang menjaga anak-anak kami selama 24 jam full dengan pendidikan multitalenta yang sangat luar biasa.

Selamat dan sukses kepada semua santri beserta wali santrinya dengan prestasi, hafalan, pembentukan karakter, skill dan kemandirian santri yang luar biasa.

Teruskan belajar kalian dalam menuntut ilmu di pesantren berikutnya agar ilmu kalian semakin bermanfaat bagi diri sendiri, orang tua, masyarakat dan menjadi kebanggaan almamater dan dewan asatidz,” tuturnya.

Acara yang berlangsung hikmat tersebut ditutup dengan Tabligh Akbar sekaligus Doa yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, KH.Muhammad Irzal Fadholi, S.Th.I, M.Pd, M.Pd.I.

“Kalian (19 santri) adalah generasi emas harapan umat, persyarikatan dan bangsa yang akan selalu dinanti kehadiran dan kiprahnya. Kalian adalah calon kader unggul, mumpuni dan beradab, sehingga perlu bekal IJUK untuk mengistiqomahkan tekad dan menguatkan niat.

Ikhlas adalah kunci pertama seorang santri dalam menimba ilmu. Juang adalah kunci kedua agar santri memiliki semangat juang dalam mencari ilmu sekaligus bekal untuk berkiprah dalam dunia dalam Islam melalui jalur persyarikatan Muhammadiyah.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait