Menyingkap Satu Setengah Dekade Karir Dr. Nadia di Dunia Anti Aging dan Aesthetic

Menyingkap Satu Setengah Dekade Karir Dr Nadia di Dunia Anti Aging dan Aesthetic
Foto Dokter Anti Aging dan Aesthetic, Dr. dr. Nadia Permatasari, M. Biomed (AAM).

JAKARTA – Siapa sangka, perjalanan karir Dr. dr. Nadia Permatasari, M. Biomed (AAM) di dunia Anti Aging dan Aesthetic sudah mencapai lebih dari satu setengah dekade. Tercatat, ia sudah 17 tahun jadi dokter Aesthetic dan 8 tahun jadi dokter Anti Aging.

Selama lebih dari satu setengah dekade, Dr. Nadia telah membuktikan dedikasinya. Semua ini berawal dari keyakinannya bahwa kesehatan paripurna adalah kunci utama untuk hidup berkualitas.

“Saya punya keyakinan, mengerjakan hal yang kecil dengan cinta yang besar, bakal merubah segalanya,” ujar Dr. Nadia.

Dulu, setelah meraih gelar dokter, Dr. Nadia mulai menyadari bahwa kepercayaan diri seseorang dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan mereka.

“Kesehatan itu bukan cuma soal enggak sakit, tapi gimana caranya kita bisa hidup dengan kualitas terbaik,” katanya dengan antusias saat diwawancara, Sabtu (10/8).

Perjalanan Dr. Nadia di dunia Anti Aging dan Aesthetic pun dimulai. Ia mendalami bagaimana kesehatan tubuh, gaya hidup, pemilihan kosmetik, hingga makanan dan minuman sehari-hari bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Tapi, Dr. Nadia bukan tipe orang yang puas dengan pencapaian yang biasa-biasa saja. Ia pun melanjutkan studinya di bidang Kedokteran Anti Aging Medicine untuk menguasai ilmu yang lebih mendalam.

“Waktu itu, saya penasaran banget sama proses penuaan. Apa sih yang bikin kita kelihatan tua lebih cepat? Gimana caranya supaya kita bisa memperlambat proses itu?” ujar Dr. Nadia, mengenang awal mula ketertarikannya pada bidang ini.

Selain itu, rasa ingin tahunya juga mengarahkan dirinya untuk belajar lebih lanjut tentang terapi berbasis sel, yang saat itu sedang booming di dunia medis.

Pada tahun 2017, Dr. Nadia berangkat ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, untuk mempelajari Stem Cell. Pengalaman di Boston benar-benar membuka wawasan Dr. Nadia tentang potensi terapi berbasis sel dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan penuaan.

Setelah kembali ke Indonesia, ia melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar Doktor Anti Aging Medicine dari Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Gelar ini semakin mengukuhkan dirinya sebagai salah satu pakar di bidang Anti Aging dan Aesthetic di Indonesia.

Menurut Dr. Nadia, kedokteran Anti Aging bukan hanya tentang menunda penuaan, tetapi juga tentang memperpanjang usia harapan hidup dengan kualitas yang tetap baik.

“Bayangin deh, kalau kita bisa tetap selalu sehat di usia kita yang berada pada tahap klinik penuaan, itu bukan cuma buat kita sendiri, tapi juga buat orang-orang di sekitar kita,” ungkapnya penuh semangat.

Kini, di tahun ke-17 kariernya, Dr. Nadia tidak hanya aktif sebagai dokter. Ia juga berperan sebagai peneliti dan dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Pertahanan Republik Indonesia.

“Setiap hari itu kesempatan baru buat belajar dan berinovasi. Saya selalu cari cara-cara baru supaya pasien saya bisa hidup dengan kualitas yang lebih baik,” tambahnya dengan senyum.

Dr. Nadia berharap perjalanan kariernya yang sudah 17 tahun ini bisa terus memberikan manfaat untuk banyak orang.

“Ini baru awal, masih banyak yang bisa kita lakukan di dunia Anti Aging dan Aesthetic,” katanya menutup wawancara dengan semangat yang sama besarnya seperti saat ia memulai 17 tahun yang lalu.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait