MAKASSAR, CILACAP.INFO – Pasangan bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto – Azhar Arsyad yang mengayuh becak ketika mendaftar ke KPU Sulsel, Kamis, (29/8/2024), mendapat komentar miring dari segelintir orang.
Di mana, Danny – Azhar diminta naik becak keliling Sulawesi Selatan menyapa warga, sehingga tidak hanya sekedar gimmick.
Ketua Relawan Perubahan Sulsel (RPS) Asri Tadda menilai, pihak – pihak yang menyarankan Danny – Azhar naik becak keliling Sulsel merupakan pemikiran gagal paham. Sebab pasangan yang memiliki tagline DiA itu mengayuh becak ke KPU, memiliki makna tersendiri.
“Politik memang penuh gimmick. Bahasa simbolis. Jadi tidak boleh hanya dibaca lurus-lurus. Di situlah letak seninya. Jika tak bisa terima hal itu, maka bersiaplah untuk gagal paham,” kata mantan Ketua Relawan Anies Baswedan Sulawesi Selatan itu, Jumat, (30/8/2024).
“DiA naik becak ke KPU itu, sebenarnya memberikan banyak pesan bermakna.
Dipilihnya becak karena itu kendaraan tradisional yang sudah hampir dilupakan,” sambungnya.
Kemudian, kata Asri Tadda, upaya Danny – Azhar mengayuh becak sekaligus menjadi simbol, bahwa pasangan tersebut merakyat.
“Sebagaimana becak, DiA ingin kembali mengangkat harkat dan derajat hidup rakyat kebanyakan yang selama ini masih banyak yang miskin dan tidak sejahtera, atau nyaris terlupakan dalam agenda pembangunan,” katanya.
“Dipilihnya becak karena itu lambang kesederhanaan, kendaraan rakyat kebanyakan yang bahkan bisa masuk ke gang-gang sempit sekalipun, bisa langsung menemui warga di manapun berada,” sambungnya.
Apalagi kata Asri Tadda, Danny – Azhar lahir dari rakyat untuk mengabdi kepada rakyat. Di mana Danny Pomanto merupakan anak lorong di Makassar yang berasal dari keluarga biasa dan berhasil menjadi Wali Kota Makassar dua periode.