Selain itu, IDI Atambua aktif melakukan vaksinasi massal sebagai bagian dari upaya pencegahan. Vaksinasi BCG untuk TBC, misalnya, rutin dilakukan di berbagai puskesmas yang tersebar di seluruh Atambua. Meski akses ke beberapa lokasi terpencil membutuhkan perjuangan, semangat para tenaga kesehatan tetap tinggi demi memastikan masyarakat mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan.
Tantangan yang Dihadapi
Tentu, nggak semua upaya berjalan mulus. Tantangan geografis menjadi salah satu kendala utama. Banyak lokasi yang hanya bisa diakses dengan kendaraan roda dua atau bahkan jalan kaki, sehingga proses distribusi bantuan medis dan logistik sering memakan waktu lebih lama. Belum lagi kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai di beberapa desa terpencil, membuat tenaga kesehatan harus ekstra kreatif dalam memberikan layanan.
Selain itu, tingkat literasi kesehatan masyarakat yang masih rendah juga menjadi tantangan besar. Banyak masyarakat yang masih percaya mitos tentang penyebab penyakit, seperti “malaria disebabkan oleh kutukan” atau “TBC karena makanan tertentu.” Untuk melawan persepsi ini, dokter-dokter IDI Atambua sering mengadakan dialog interaktif, sehingga masyarakat bisa bertanya langsung dan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas.
Dampak Positif Edukasi Kesehatan
Meski tantangan terus ada, dampak dari program IDI Atambua sudah mulai terlihat. Jumlah kasus malaria dan DBD perlahan menurun, terutama di desa-desa yang rutin mendapatkan penyuluhan. Anak-anak yang sebelumnya takut divaksin sekarang justru lebih berani, karena sudah memahami pentingnya vaksinasi. Nggak hanya itu, banyak masyarakat yang mulai mengadopsi gaya hidup sehat, seperti membersihkan lingkungan dari genangan air dan menggunakan kelambu saat tidur.
IDI Atambua menunjukkan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, seperti memberikan pengetahuan yang benar kepada masyarakat. Di tengah keterbatasan, mereka terus berupaya menjadikan kesehatan sebagai prioritas utama. Kamu yang punya minat di dunia kesehatan juga bisa belajar dari dedikasi mereka, lho. Dengan pengetahuan dan empati, kita bisa menciptakan perubahan, bahkan di tempat-tempat yang paling terpencil sekalipun.
Tampilkan Semua