Namun, perjalanan VIG terkendala saat Jepang menginvasi Indonesia pada tahun 1943, organisasi ini dibubarkan. Para dokter menghadapi tantangan besar terutama dalam praktiknya mereka di tengah situasi sulit selama masa pendudukan Jepang.
Hingga setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan menjadi momen penting bagi pembentukan IDI. Kebutuhan organisasi profesi dokter yang kuat semakin mendesak.
Maka pada 30 Juli 1950, Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia diadakan di Jakarta, dipimpin Dr Bahder Djoha, dan dihadiri 181 dokter dari berbagai daerah.
Dalam pertemuan yang dihadiri para dokter ini bersepakat untuk membentuk sebuah organisasi baru yang menyatukan mereka dalam perjuangan profesi kedokteran.
Hasil dari muktamar para dokter di Jakarta itulah mengawali pendirian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada tanggal 24 Oktober 1950.
Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai ketua umum pertama IDI. Sejak berdiri, IDI berkomitmen untuk menjadi suara bagi para dokter dan berperan aktif dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
Tujuan dan Fungsi IDI
Tujuan IDI di samping sebagai organisasi juga sebagai integrasi profesi yang mengintegrasikan potensi dokter dari seluruh Indonesia untuk meningkatkan kolaborasi dalam praktik kedokteran.
IDI berfungsi menjaga martabat profesi. Dan keberadaan IDI adalah memastikan bahwa martabat dan kehormatan profesi kedokteran tetap terjaga melalui kode etik.
fungsi lain IDI adalan wadah pengembangan ilmu pengetahuan dan mendorong penelitian, serta teknologi kedokteran guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan
IDI sebagai medium ilmu guna peningkatan kesehatan masyarakat yang berperan aktif dalam program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan rakyat Indonesia.
Tampilkan Semua