Sebagaimana peserta didik, pengembangan guru juga perlu dilakukan apalagi seorang guru sebagai pendidik profesional bertugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Seorang Guru professional di era milenial atau Generasi Alpha, tidak cukup hanya mengusai kompetensi guru yang empat, yakni kompetensi pedagogik kepribadian professional dan sosial. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat mengharuskan seorang guru menjadi bagian dari kemajuan teknologi tersebut.
Dalam sikap profesionalisme, guru juga harus mengembangkan Soft Skills Critical Thinking (Berpikir Kritis) yang merupakan salah satu keterampilan yang sangat diperlukan oleh Gen Z dan Alpha agar mereka dapat menikmati kemajuan revolusi Industri dengan baik dan terhindar dari hoax dan informasi palsu yang dapat memengaruhi dalam pengambilan keputusan sehari-hari baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. (Setyo Widodo & Sita Rofiqoh, 2020)
Hal ini bertujuan untuk menguraikan model strategi efektif untuk membangun kemampuan berpikir kritis bagi generasi Alpha. Dimana generasi ini memiliki ciri khas tersendiri dalam memproses informasi dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya, sehingga memerlukan pendekatan yang sesuai dengan budaya mereka, dalam pengajaran berpikir kritis. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat banyak strategi dan model yang dapat digunakan untuk membangun keterampilan berfikir kritis pada Generasi Alpha yaitu :
1. Bantuan simulasi teknologi
Seperti menciptakan situasi nyata di kelas, yang memungkinkan guru mengajarkan konsep-konsep kompleks dengan cara yang interaktif dan menarik
2. Pemecahan masalah
Mengajak siswa untuk menyelesaikan masalah melalui penelitian dan kolaborasi. Hal ini juga dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah
3. Problem based learning (PBL)
Sama halnya dengan nomor 2, hanya saja PBL ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, mengumpulkan data dan informasi, analisis pemecahan masalah, dan dipresentasikan yang dinilai secara otentik oleh guru yang bersangkutan