CILACAP.INFO – Penggunaan obat sirup untuk anak menjadi sorotan setelah beberapa kasus kesehatan serius yang diduga terkait dengan kontaminasi zat berbahaya. Di Sumatera Utara, PAFI mengambil langkah proaktif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya ini, sekaligus menawarkan solusi untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi.
Kasus Kontaminasi pada Obat Sirup: Apa yang Terjadi?
Baru-baru ini, beberapa obat sirup yang beredar di Indonesia ditemukan mengandung bahan berbahaya seperti etilen glikol dan dietilen glikol di atas ambang batas aman. Zat-zat ini dapat menyebabkan keracunan akut, yang berdampak serius pada organ vital seperti ginjal. Di Sumatera Utara, kasus serupa telah menimbulkan keresahan di kalangan orang tua yang khawatir terhadap keamanan produk obat-obatan untuk anak-anak mereka.
PAFI Sumatera Utara (pafisu.org) merespons situasi ini dengan memberikan panduan kepada masyarakat untuk mengenali produk farmasi yang aman. Melalui kampanye dan edukasi, PAFI mendorong orang tua untuk lebih cermat dalam memilih obat, terutama untuk anak-anak. Informasi lebih lanjut mengenai langkah-langkah ini dapat Anda temukan di pafisu.org.
Edukasi Pentingnya Resep Dokter
Salah satu penyebab utama dari risiko penggunaan obat sirup adalah pembelian obat tanpa resep dokter. PAFI Sumatera Utara mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memberikan obat kepada anak. Hal ini dilakukan melalui penyuluhan langsung di berbagai komunitas serta informasi daring melalui portal pafisu.org.
Para apoteker di bawah naungan PAFI juga dilatih untuk memberikan penjelasan rinci kepada pasien mengenai kandungan obat dan cara penggunaannya. Dengan pendekatan ini, PAFI berharap dapat meminimalkan potensi kesalahan dalam penggunaan obat.
Alternatif Pengobatan yang Lebih Aman
Untuk mengurangi ketergantungan pada obat sirup, PAFI Sumatera Utara juga mendorong penggunaan bentuk sediaan obat lain yang lebih aman, seperti tablet yang dapat dihancurkan atau obat puyer yang diracik sesuai kebutuhan pasien. Selain itu, apoteker berperan dalam memberikan rekomendasi pengobatan non-farmakologis, seperti terapi suportif atau pengobatan alami yang telah terbukti aman.
Tampilkan Semua