SAMPANG, CILACAP.INFO – Tradisi nyekar atau ziarah bagi masyarakat merupakan kegiatan mengunjungi makam orang tua, keluarga, maupun sanak saudara untuk mendoakan dan menabur bunga. Nyekar paling sering dilakukan saat menyambut Bulan Ramadan atau saat Hari Raya Idul Fitri.
Masyarakat yang melakukan aktivitas nyekar sering membawa bunga untuk ditabur ke makam. Hal ini menjadi peluang rejeki bagi para penjual bunga. Seperti penjual bunga yang berjualan di Pasar Sampang Kabupaten Cilacap.
Sri (68), warga Dusun Karang Anyar mengatakan dirinya jualan bunga di Pasar Sampang Cilacap sudah jualan tiap hari, saat mendekati Bulan Ramadan pendapatannya bisa sampai 50 hingga 70 ribu per hari karena banyak masyarakat yang membeli bunga untuk nyekar.
“Pendapatan jualan bunga per hari bisa dapat 50 ribu sampai 70 ribu tapi pas mendekati puasa banyak yang jualan,” katanya saat ditemui cilacap.info pada Jumat, 28/02/2025 di Tangga Masuk Pasar Sampang Kabupaten Cilacap.
Erna (36), warga Sampang menyampaikan pendapatan dari jualan bunga untuk nyekar tergantung dari harga bunga karena dirinya jualan bunga bukan milik sendiri.
“Tergantung harga kembang, ini saya beli bukan punya sendiri, tergantung harganya berapa jualnya berapa, tergantung jualannya sepi atau enggaknya si mas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan jualan bunga hanya saat musim nyekar saja seperti saat mendekati puasa, lebaran, serta hari Kamis Wage dan Jumat Kliwon.
“Kalau saya jualan Cuma musiman puasa dan mau lebaran, enggak harian, tapi jualan juga pas hari Kamis Wage dan Jumat Kliwon,” pungkasnya.
Terlepas dari hukum halal, haram, dan bid’ahnya, banyak masyarakat yang melakukan tradisi ini dimaksudkan untuk memberikan hadiah do’a kepada keluarga yang sudah meninggal dan menabur bunga saat momen tertentu sebagai ungkapan balas budi jasa semasa hidup dan menjadi pengingat bagi kita yang masih hidup akan datangnya kematian. (Asep)
Tampilkan Semua