CILACAP.INFO – Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan kebersamaan dan hidangan lezat yang menggugah selera. Namun, tanpa disadari, pola makan yang tidak terkontrol selama Lebaran dapat memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Mengonsumsi makanan tinggi garam, lemak, dan gula secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Apabila hal ini tidak dikendalikan dapat berujung pada komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke.
Menyadari pentingnya menjaga kesehatan pasca-Lebaran, PAFI Bolaang Mongondow (pafibolmong.org) dan PAFI Kota Kalimantan (pafikotakalimantan.org) mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi serta solusi sehat bagi masyarakat.
Pentingnya Mencegah Hipertensi Pasca-Lebaran
Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, tubuh perlu beradaptasi kembali dengan pola makan yang seimbang. Sayangnya, banyak orang justru tergoda untuk menikmati makanan berlemak, bersantan, serta tinggi garam dalam jumlah berlebihan, seperti rendang, opor ayam, dan aneka kue kering yang kaya gula.
Menurut para ahli, hipertensi sering kali terjadi tanpa gejala yang jelas, sehingga disebut sebagai silent killer. Oleh karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hipertensi atau faktor risiko lainnya seperti obesitas dan diabetes.
Beberapa faktor yang dapat memicu hipertensi pasca lebaran meliputi:
●Konsumsi Makanan Tinggi Garam dan Lemak. Makanan khas Lebaran seperti rendang, opor ayam, dan sambal goreng hati mengandung lemak jenuh dan garam yang tinggi, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
●Asupan Gula Berlebih. Kue kering, minuman manis, dan hidangan pencuci mulut lainnya mengandung gula tinggi, yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan memperburuk hipertensi.
●Kurangnya Aktivitas Fisik. Selama Lebaran, banyak orang lebih memilih bersantai dan mengurangi aktivitas fisik, yang dapat memperburuk kondisi tekanan darah tinggi.
Tampilkan Semua