“Minum obat ini aja, biar cepet sembuh panasnya.” Kamu pasti pernah denger kalimat kayak gitu dari keluarga atau tetangga, apalagi kalau kamu tinggal di daerah kayak Salakan. Obat penurun panas sering jadi andalan pertama saat suhu tubuh naik. Tapi pernah nggak sih kamu mikir, apakah obat itu benar-benar aman dikonsumsi tanpa aturan yang jelas?
Faktanya, demam bukanlah penyakit, tapi tanda kalau tubuh kamu sedang berusaha melawan ‘penyusup’. Sayangnya, masih banyak yang buru-buru pengen sembuh, lalu nekat minum obat tanpa tahu pasti penyebab demamnya. Di sinilah banyak kesalahan dimulai.
Obat Andalan yang Bisa Jadi Bumerang
Di Salakan, parasetamol bisa dibilang jadi “obat wajib” di rumah. Rasanya kayak senjata andalan yang selalu siap digunakan setiap kali demam menyerang. Tapi nggak banyak yang tahu, konsumsi parasetamol dalam dosis berlebihan bisa bikin hati kamu kerja keras sampai akhirnya rusak.
Obat ini memang efektif menurunkan panas, tapi kalau kamu minum lebih dari dosis yang dianjurkan, terutama tanpa pengawasan tenaga medis, dampaknya bisa fatal. Gangguan hati akut bahkan bisa terjadi hanya karena kebiasaan ‘minum obat sendiri’ yang dianggap sepele.
Karena itu, peran edukasi dari organisasi seperti https://pafisalakan.org jadi penting banget. Mereka aktif menyuarakan penggunaan obat yang tepat, agar masyarakat nggak salah langkah waktu demam melanda.
Salah Kaprah: Obat Flu Buat Semua Jenis Demam?
Masih banyak orang yang percaya bahwa obat flu bisa mengatasi demam apapun. Padahal, sebagian besar obat flu adalah kombinasi dari beberapa zat aktif yang punya efek samping masing-masing. Di antaranya ada yang bisa bikin ngantuk, bikin jantung berdebar, bahkan memicu reaksi alergi.
Kamu pernah dengar soal demam akibat obat (drug-induced fever)? Ini kejadian nyata. Tubuh kamu bisa menganggap kandungan dalam obat sebagai ancaman dan justru bikin suhu tubuh makin naik. Ironis banget, niatnya pengen sembuh, malah makin drop.
Nggak Semua Tubuh Sama
Obat yang manjur buat orang lain, belum tentu cocok buat kamu. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti kondisi kesehatan, makanan yang dikonsumsi, hingga interaksi dengan obat lain. Tapi sayangnya, masih banyak yang menyepelekan hal ini.
Tampilkan Semua