Boleh Gak Sih Campur Obat dengan Susu? Ini Bahaya Tersembunyi untuk Anak di Tigaraksa!

ilustrasi kefarmasian by pixabay
ilustrasi kefarmasian by pixabay

Sore itu, di salah satu sudut Tigaraksa, seorang ibu muda tampak cemas. Anak balitanya sedang demam tinggi. Ia buru-buru mengambil obat sirup dari lemari, mencampurnya dengan susu kotak agar lebih mudah diminum. “Biar gak pahit, biar si kecil gak nangis,” pikirnya. Beberapa jam berlalu, tapi panas tubuh anaknya tak juga turun. Bahkan, anak itu mulai rewel, muntah, dan terlihat lebih lemas dari sebelumnya.

Bukan karena obatnya tidak manjur. Bukan juga karena dosisnya salah. Tapi ada satu kesalahan yang sering dianggap sepele: mencampur obat dengan susu. Buat kamu yang kuliah di bidang farmasi atau sudah jadi tenaga kesehatan, ini mungkin udah sering dengar. Tapi banyak masyarakat umum, terutama orang tua muda, yang masih belum tahu bahayanya.

Melalui peran aktif Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Tigaraksa, edukasi soal interaksi makanan dan obat menjadi krusial. Kamu bisa cari info lebih lanjut di https://pafitigaraksa.org untuk memahami kenapa kesalahan kecil bisa berdampak besar.

Gak Semua Bisa Dicampur: Fakta Interaksi Obat dan Susu

Secara patologis, tubuh manusia punya cara unik dalam menyerap zat aktif dari obat. Ketika kamu minum obat, zat itu akan larut, diserap usus, masuk ke aliran darah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Tapi susu—dengan kandungan kalsium, magnesium, dan protein tinggi—bisa mengikat beberapa zat aktif, membuatnya gak terserap sempurna.

Salah satu contohnya adalah antibiotik seperti tetrasiklin dan ciprofloxacin. Ketika obat ini dicampur atau diminum barengan dengan susu, ikatannya menjadi kompleks yang gak bisa larut. Akibatnya, efektivitas obat turun drastis. Dan buat anak-anak, ini bisa jadi masalah besar karena sistem kekebalan mereka belum sekuat orang dewasa.

Tampilkan Semua
Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait