Makin Banyak Remaja Kena Hipertensi? Ini Penyebab Tak Terduga di Kota Utara!

ilustrasi farmasi 5 by pixabay
ilustrasi farmasi 5 by pixabay

Dulu, hipertensi alias tekanan darah tinggi identik dengan orang tua. Tapi sekarang? Beda cerita. Kamu mungkin bakal kaget kalau tahu bahwa makin banyak remaja dan anak muda yang divonis hipertensi. Ngeri-ngeri sedap, apalagi kalau tahu bahwa sebagian dari mereka bahkan belum genap 20 tahun. Di Kota Utara, fenomena ini mulai kelihatan nyata. Laporan dari beberapa fasilitas kesehatan dan apotek menunjukkan grafik penderita hipertensi muda yang terus naik setiap tahunnya.

Kamu pasti bertanya-tanya, apa sih yang bikin anak muda sekarang rawan banget kena tekanan darah tinggi? Jangan buru-buru nuduh faktor keturunan. Sebab ternyata, ada penyebab lain yang diam-diam menyusup ke gaya hidup kita, dan tanpa disadari, bikin pembuluh darah ‘ngamuk’.

Buat kamu yang penasaran atau pengen tahu lebih lanjut, situs https://pafikotautara.org udah sering bahas tren-tren kesehatan yang lagi naik daun, termasuk soal hipertensi usia muda yang mulai jadi perhatian tenaga kesehatan di Kota Utara.

Awalnya Cuma Capek Biasa…

Aldi (18), siswa kelas 3 SMA di Kota Utara, awalnya cuma merasa gampang lelah. Setiap pulang sekolah, rasanya kepala berat banget, ditambah mata yang suka berkunang. Ia kira itu cuma efek begadang buat belajar UTBK. Tapi setelah beberapa kali merasa dadanya berdebar dan telinganya berdenging, dia memutuskan buat periksa ke klinik. Hasilnya? Tekanan darah 150/100 mmHg.

Dokter sempat curiga ada kelainan lain, tapi setelah dicek lengkap, semuanya normal—kecuali tekanan darahnya. Aldi syok, dan jujur aja, malu. “Gue kira hipertensi tuh penyakit orang tua,” katanya.

Hipertensi Gaya Baru: Laten, Nggak Kentara, Tapi Bahaya

Beda dari dulu, hipertensi di usia muda sekarang sering datang diam-diam, alias tanpa gejala jelas. Bahkan beberapa penderita baru tahu setelah tekanan darahnya melonjak pas lagi medical check-up rutin atau saat sakit lain.

Secara patologis, hipertensi muda sering disebabkan oleh kombinasi gaya hidup buruk: konsumsi makanan tinggi garam dan lemak, kurang gerak, stres kronis, dan yang paling mengejutkan—overdosis digital.

Yup, kamu nggak salah baca. Overdosis digital atau screen time berlebihan ternyata berdampak signifikan ke sistem saraf otonom tubuhmu. Terlalu lama menatap layar bisa meningkatkan stres fisiologis yang berujung ke ketidakseimbangan tekanan darah. Apalagi kalau ditambah begadang sambil nyemil junk food—double kill buat jantungmu!

Dari Camilan Malam ke Tensi Naik

Di Kota Utara, remaja dan mahasiswa punya kebiasaan unik yang tampaknya jadi biang keladi: camilan malam sambil scroll medsos. Makanan cepat saji dan minuman tinggi kafein jadi teman setia waktu nugas atau begadang. Sayangnya, sodium dan kafein ini punya efek langsung ke tekanan darah.

Garam berlebih bisa menyebabkan retensi cairan dan menyempitnya pembuluh darah, bikin jantung kerja ekstra. Kafein, di sisi lain, bisa mempercepat detak jantung dan menaikkan tensi sementara, tapi kalau dikonsumsi rutin, dampaknya bisa permanen. Efek jangka panjangnya? Hipertrofi ventrikel kiri dan kerusakan arteri perifer.

Kurang Gerak dan Duduk Lama: Racun Harian

Kebiasaan rebahan, duduk berjam-jam buat main game atau nonton streaming juga jadi pemicu. Gaya hidup sedentari ini bikin metabolisme tubuh melambat dan mengganggu kerja hormon yang mengatur tekanan darah.

Secara fisiologis, tubuh yang jarang bergerak akan mengalami penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan resistensi vaskular. Ini artinya, tekanan darah cenderung naik terus karena pembuluh darah makin ‘keras kepala’ dalam merespons sinyal tubuh.

Stres Sosial Media: Silent Killer Zaman Now

Faktor lain yang sering diremehkan adalah stres emosional. Dunia digital memang seru, tapi juga bisa jadi sumber kecemasan dan tekanan sosial. Ketika kamu terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain di media sosial, atau merasa tertekan karena komentar toxic, tubuhmu bereaksi dengan cara menaikkan kadar hormon kortisol.

Kortisol inilah yang berperan sebagai ‘mesin bensin’ hipertensi. Ia memicu retensi natrium, menyempitkan pembuluh darah, dan mempercepat detak jantung. Jika berlangsung terus-menerus, tekanan darahmu bisa jadi sulit dikendalikan, bahkan meski kamu masih muda dan kelihatan sehat dari luar.

Apa yang Harus Kamu Waspadai?

  1. Tekanan darah sering di atas 130/90 mmHg – meski kamu belum merasa pusing.
  2. Sering migrain, jantung berdebar, atau mimisan – ini bisa jadi tanda-tanda awal.
  3. Mata sering berkunang atau pandangan kabur mendadak – jangan sepelekan ini.
  4. Kebiasaan begadang dan ngemil asin/manis tiap malam – efeknya nyata.
  5. Rasa lelah berkepanjangan dan sulit fokus – bisa jadi tekanan darahmu nggak normal.

Kamu bisa mulai dari cek tekanan darah rutin, walaupun masih remaja atau mahasiswa. Banyak klinik dan apotek di Kota Utara sekarang menyediakan layanan cek tensi gratis atau murah buat umum. Karena kalau hipertensi udah menyerang dari muda, efek jangka panjangnya bisa parah: stroke, gagal ginjal, sampai serangan jantung dini.

Kalau kamu merasa relate dengan cerita di atas atau punya kebiasaan serupa, ini saatnya kamu lebih peduli sama tekanan darahmu. Jangan tunggu sampai tubuhmu kasih sinyal keras baru kamu panik. Karena di balik gaya hidup yang katanya “anak muda banget”, ternyata ada bom waktu bernama hipertensi yang bisa meledak kapan aja.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait