Sejak kecil, mungkin kamu sering dengar kalimat ini: “Aduh, masuk angin nih.” Cukup dengan kerokan, minum teh hangat, atau tidur pakai jaket tebal, katanya bisa sembuh. Tapi pernah gak sih kamu mikir, sebenarnya “masuk angin” itu apa? Apakah benar-benar angin yang masuk ke tubuh? Atau hanya istilah yang sudah jadi budaya, padahal ada yang lebih serius di baliknya?
Dalam dunia medis, istilah “masuk angin” sebenarnya gak dikenal secara resmi. Tapi masyarakat Indonesia, termasuk kamu mungkin, sudah akrab banget dengan istilah ini. Gejalanya? Mulai dari perut kembung, mual, meriang, pusing, sampai nyeri otot. Padahal kalau dilihat dari kacamata medis, semua gejala itu bisa jadi indikasi dari gangguan kesehatan yang lebih kompleks. Dan inilah kenapa kamu perlu tahu lebih jauh—karena salah paham soal kesehatan bisa bikin diagnosa terlambat, bahkan fatal.
Menurut informasi dari https://pafikabupatenlingga.org, pemahaman masyarakat tentang kesehatan harus terus ditingkatkan, termasuk soal istilah populer seperti “masuk angin”. Edukasi yang benar bisa mendorong penanganan yang tepat dan mencegah kesalahan fatal dalam diagnosis.
Apa Sebenarnya “Masuk Angin” Itu?
Kalau kamu tanya dokter atau tenaga medis, mereka pasti bilang bahwa “masuk angin” bukanlah istilah medis. Tapi karena istilah ini sudah begitu melekat dalam budaya Indonesia, banyak orang yang lebih percaya “masuk angin” dibanding diagnosa medis. Ini yang bikin banyak penyakit berbahaya sering disalahartikan, dan akhirnya diobati dengan cara yang tidak tepat.
Secara medis, gejala yang diklaim sebagai “masuk angin” sebenarnya bisa merujuk ke banyak penyakit berbeda, tergantung kombinasi gejalanya. Yuk, kita bedah satu-satu.
1. Perut Kembung dan Mual? Bisa Jadi Gastroenteritis
Kalau kamu merasa mual, perut kembung, muntah, dan lemas, kemungkinan besar kamu sedang mengalami gangguan pencernaan. Gastroenteritis adalah salah satu penyebab paling umum. Penyakit ini disebabkan oleh virus atau bakteri, dan biasanya menyebar lewat makanan atau air yang terkontaminasi.
Tapi karena gejalanya mirip banget sama “masuk angin”, banyak orang mengabaikannya. Padahal, jika tidak ditangani dengan benar, bisa menyebabkan dehidrasi parah—apalagi kalau disertai diare berkepanjangan.
2. Meriang dan Pegal-Pegal? Jangan-Jangan Kamu Sedang Terinfeksi Virus
Flu, demam berdarah, atau bahkan COVID-19 seringkali dimulai dengan gejala ringan seperti meriang, nyeri otot, dan kelelahan. Kalau kamu cuma bilang “ah, paling masuk angin” dan lanjut aktivitas seperti biasa, virus bisa makin berkembang dan memperburuk kondisi tubuhmu.
Bayangin kalau kamu ternyata terinfeksi virus dengue atau influenza, tapi tetap cuek dan hanya minum jamu atau kerokan. Bukannya sembuh, kamu justru bisa tumbang di tengah jalan.
3. Sakit Kepala dan Pusing? Bisa Jadi Hipotensi atau Anemia
Gejala masuk angin sering juga dihubungkan dengan kepala pusing dan tubuh lemas. Tapi gejala itu juga khas pada penderita anemia atau tekanan darah rendah (hipotensi). Dalam kasus ini, perawatan yang diperlukan bukan kerokan atau minyak angin, tapi pemeriksaan darah dan penanganan medis sesuai kondisi.
Misalnya, kalau ternyata kamu kekurangan zat besi, maka kamu perlu suplemen dan asupan gizi, bukan cuma tidur pakai jaket tebal.
4. Dada Terasa Sesak? Hati-Hati, Itu Bisa Tanda Serangan Jantung
Ini yang paling serius dan paling sering disalahpahami. Banyak kasus serangan jantung di Indonesia yang diawali dengan keluhan “masuk angin” di bagian dada. Rasa sesak, nyeri dada, keringat dingin, hingga rasa cemas bisa muncul beberapa jam sebelum serangan.
Sayangnya, karena gejalanya dikira masuk angin biasa, penanganannya jadi terlambat. Akibatnya, risiko kematian meningkat drastis. Jadi kalau kamu atau orang di sekitarmu mengeluhkan “masuk angin” tapi disertai nyeri dada atau sesak napas, sebaiknya segera dibawa ke IGD. Jangan tunggu diurut atau kerokan.
5. Kedinginan dan Tubuh Menggigil? Bisa Jadi Tanda Infeksi Parah
Kadang tubuh menggigil dan merasa kedinginan dianggap hal biasa. Tapi kalau kamu mengalami demam tinggi disertai menggigil hebat, itu bisa jadi tanda infeksi sistemik, seperti sepsis atau infeksi saluran kemih yang menyebar ke aliran darah.
Kondisi ini bisa berbahaya dan harus segera ditangani di rumah sakit. Jangan sampai karena kamu mikir “ah, masuk angin doang,” kamu telat mendapatkan pertolongan.
Kenapa Perlu Edukasi Tentang Istilah “Masuk Angin”?
Budaya memang gak bisa dipisahkan dari kebiasaan masyarakat, tapi ketika budaya bertabrakan dengan sains, kamu harus mulai memilih mana yang logis dan aman. Apalagi sebagai mahasiswa farmasi atau tenaga kesehatan, kamu punya peran penting buat edukasi masyarakat soal ini.
Kamu bisa mulai dari keluarga sendiri—tanyakan lebih dalam saat ada yang mengeluh masuk angin. Ajak mereka ke fasilitas kesehatan, dan bantu mereka pahami pentingnya diagnosa yang akurat. Karena bisa jadi, “masuk angin” yang kamu anggap sepele selama ini adalah sinyal tubuh yang sedang minta tolong.