Bangil, sebuah kota kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dikenal sebagai wilayah yang kaya akan budaya dan sejarah. Secara geografis, Bangil terletak di dataran rendah dengan akses dekat ke pesisir utara Jawa, menjadikannya rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti banjir rob dan peningkatan kelembaban udara. Wilayah ini memiliki populasi sekitar 120.000 jiwa (perkiraan 2023), dengan kepadatan penduduk tertinggi di daerah perkotaan seperti Kelurahan Kauman dan Krapyak.
Melansir https://pafibangil.org, Kualitas pelayanan kesehatan merupakan fondasi utama dalam mewujudkan sistem kesehatan yang responsif, aman, dan berorientasi pada kepuasan pasien. Di tengah kompleksitas tantangan kesehatan modern, Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Bangil hadir sebagai garda mutu yang berperan strategis dalam mendorong peningkatan standar layanan kesehatan melalui inisiatif berbasis kompetensi, advokasi, dan inovasi berkelanjutan.
Sejarah PAFI
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) berdiri pada tanggal 13 Februari 1946 di Yogyakarta. PAFI berdiri tepat enam bulan setelan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Dipelopori oleh Zainal Abidin yang menjadi Ketua PAFI pertama, PAFI bertujuan untuk menghimpun seluruh tenaga ahli farmasi dalam upaya untuk meningkatkan kualitas layanan farmasi di Indonesia. Profesi ahli farmasi telah diatur oleh undang-undang dan memiliki peran yang jelas dalam rantai pelayanan kesehatan. Mereka terlibat dalam proses pengelolaan obat mulai dari penyimpanan, penyediaan, hingga pendistribusian. Dengan peran ini, PAFI menjadi salah satu tulang punggung dalam sistem kesehatan nasional.
Struktur Organisasi PAFI
Struktur organisasi PAFI terdiri dari beberapa tingkatan yang mendukung pada efektivitas dan koordinasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
- Tingkat Pusat: terdapat pengurus pusat yang dipimpin oleh Ketua Umum, didampingi Wakil Ketua Umum, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus di tingkat Pusat ini mencakup berbagai bidang, seperti pendidikan, advokasi, dan pelayanan masyarakat yang bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan dan program-program strategis.
- Tingkat Regional: terdapat Pengurus Wilayah mewakili setiap provinsi di Indonesia. Terdiri dari Ketua Wilayah, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara, serta anggota. Pengurus Wilayah memiliki tugas untuk mengimplementasikan kebijakan dari Pengurus Pusat, serta mengkoordinasikan program dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di daerah masing-masing.
- Tingkat Lokal: Pengurus Cabang memiliki fungsi untuk menjangkau anggota di tingkat komunitas, yang dipimpin oleh Ketua Cabang, Sekretaris, dan Bendahara. Pengurus tingkat lokal memastikan bahwa semua anggota memiliki suara dan peran aktif dalam organisasi, serta memfasilitasi kolaborasi antar apoteker dan pemangku kepentingan lainya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Bangil merupakan bagian integral dari organisasi profesi nasional yang berkomitmen meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui peran strategis tenaga kefarmasian. Sejak berdiri, PAFI Bangil fokus pada penguatan kompetensi apoteker, optimalisasi distribusi obat, dan edukasi masyarakat langkah-langkah krusial dalam menjawab tantangan lokal seperti akses layanan yang tidak merata, keluhan mutu pelayanan, dan rendahnya kepatuhan pengobatan. Keberadaan PAFI Bangil menjadi strategis karena posisinya sebagai penghubung antara kebijakan kesehatan, praktik farmasi klinis, dan kebutuhan masyarakat.
Peran Strategis PAFI Bangil
Standarisasi dan Peningkatan Kompetensi Tenaga Teknis Kefarmasian
PAFI berperan dalam menyusun standar kompetensi, pedoman praktik, dan program pelatihan berkelanjutan untuk memastikan tenaga kefarmasian memiliki keterampilan mutakhir serta mematuhi prinsip etik dan prosedur operasional yang terstandarisasi.
Advokasi Penggunaan Obat
PAFI aktif mengampanyekan penggunaan obat yang rasional, aman, dan efektif melalui edukasi kepada tenaga kesehatan, advokasi kebijakan berbasis bukti ilmiah, serta kolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk meminimalkan penyalahgunaan atau kesalahan medikasi.
Pemberdayaan Pasien Melalui Informasi dan Konseling Obat
PAFI memberdayakan pasien dengan menyediakan informasi obat yang mudah dipahami, konseling individual tentang dosis, efek samping, dan interaksi obat, serta mendorong partisipasi aktif pasien dalam pengambilan keputusan terapi untuk meningkatkan kepatuhan dan hasil pengobatan.
Kontribusi dalam Sistem Pelaporan dan Peningkatan Mutu Berkelanjutan
PAFI berkontribusi membangun sistem pelaporan insiden terkait obat, menganalisis data untuk identifikasi risiko, serta merancang rekomendasi perbaikan sistemik guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara berkelanjutan dan menjamin keselamatan pasien..
Kolaborasi Multisektor Transformasi Layanan
PAFI Bangil tidak bekerja sendiri. Sinergi dengan rumah sakit, puskesmas, akademisi, dan komunitas menjadi kunci keberhasilan program mereka. Contohnya, kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam penelitian penggunaan antibiotik atau kemitraan dengan industri farmasi untuk program donasi obat esensial. Pendekatan holistik ini memperkuat rantai nilai layanan kesehatan dari hulu ke hilir.
Sebagai garda mutu pelayanan kesehatan, PAFI Bangil tidak hanya fokus pada aspek teknis kefarmasian, tetapi juga pada pembangunan ekosistem kesehatan yang berintegritas dan berorientasi pada pasien. Dengan mengombinasikan kompetensi, advokasi, edukasi, dan inovasi sistemik, organisasi ini menjadi contoh nyata bagaimana peran profesi farmasi dapat mentransformasi kualitas layanan kesehatan secara menyeluruh.