PAFI Pekanbaru Kota, sebagai organisasi profesi farmasi, mengambil peran strategis dengan menginisiasi berbagai program untuk meningkatkan kapasitas SDM kefarmasian di wilayahnya. Melalui pendekatan holistik yang menggabungkan pelatihan, sertifikasi, dan penguatan etika profesi, PAFI Pekanbaru Kota berkomitmen menciptakan tenaga farmasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga berintegritas dalam pelayanan.
Program Pelatihan Berkelanjutan
PAFI Pekanbaru Kota (https://pafipekanbarukota.org) secara rutin menyelenggarakan pelatihan teknis dan klinis yang dirancang sesuai kebutuhan aktual di lapangan. Program ini tidak hanya memperkuat pengetahuan teoritis, tetapi juga melatih kemampuan praktis dalam menghadapi kasus-kasus kompleks. Selain itu, pelatihan tentang farmakovigilans dan pelaporan efek samping obat menjadi fokus untuk meningkatkan kewaspadaan tenaga farmasi terhadap risiko terapetik.
Sertifikasi dan Standarisasi Kompetensi
Untuk memastikan tenaga farmasi memenuhi standar nasional, PAFI Pekanbaru Kota berkolaborasi dengan lembaga sertifikasi seperti LSP PAFI dalam menyelenggarakan uji kompetensi berkala. Peserta yang lulus akan mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai bukti penguasaan materi seperti tata kelola obat, farmakoterapi, dan etikolegal. Standarisasi ini juga diimplementasikan melalui penyusunan panduan praktik farmasi di apotek dan rumah sakit, sehingga tercipta konsistensi dalam pelayanan, mulai dari penerimaan resep hingga konseling pasien.
Penguatan Etika Profesi dan Kepemimpinan
Selain kompetensi teknis, PAFI Pekanbaru Kota menekankan pentingnya soft skill dan etika profesi. Pelatihan komunikasi efektif, manajemen konflik, dan kepemimpinan digelar untuk membekali farmasis dalam mengelola apotek atau tim kesehatan.
Inovasi dalam Pelayanan Farmasi
Mengadaptasi perkembangan teknologi, PAFI Pekanbaru Kota mendorong anggota untuk menerapkan sistem informasi farmasi berbasis digital. Selain itu, layanan konseling obat secara daring (telefarmasi) dikembangkan untuk menjangkau pasien di daerah terpencil, sementara program edukasi melalui media sosial meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.
Tampilkan Semua