PAFI DAN PERANNYA DALAM DUNIA KESEHATAN

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia
Persatuan Ahli Farmasi Indonesia

Sistem kesehatan di Indonesia bertumpu pada tiga pilar utama: pemerintah, fasilitas kesehatan, dan tenaga kesehatan. Dalam konteks ini, tenaga kesehatan termasuk dokter, perawat, bidan, dan farmasis memegang peran krusial sebagai garda terdepan dalam pelayanan preventif, kuratif, dan promotif. Farmasis, khususnya, menjadi ujung tombak dalam memastikan keamanan dan efektivitas penggunaan obat, yang merupakan komponen vital dalam upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) adalah organisasi profesi yang berdiri sejak 1964 untuk mewadahi farmasis dan tenaga teknis kefarmasian di Indonesia. Sebagai mitra strategis pemerintah, PAFI berkomitmen meningkatkan standar praktik kefarmasian melalui pengembangan kompetensi, advokasi kebijakan, dan edukasi masyarakat.

Artikel ini bertujuan mengulas kontribusi multidimensi PAFI PUSAT dalam pelayanan kefarmasian, edukasi kesehatan, pengembangan profesionalisme, dan advokasi kebijakan. Dengan menyoroti peran PAFI, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya profesi farmasi dalam sistem kesehatan nasional.

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) memainkan peran krusial dalam meningkatkan literasi kesehatan masyarakat, khususnya terkait pemahaman tentang obat dan penggunaannya. Melalui program edukasi yang sistematis, PAFI mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya penggunaan obat rasional, mulai dari cara membaca label obat, menghindari swamedikasi yang berisiko, hingga mengenali efek samping yang mungkin timbul.

PAFI dalam Pengembangan Profesionalisme Anggota

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) memegang peran krusial dalam meningkatkan profesionalisme anggota melalui berbagai program strategis:

  1. PAFI secara aktif mendorong peningkatan kompetensi dan pengetahuan anggota melalui pelatihan, workshop, dan seminar yang mengangkat isu terkini di bidang kefarmasian, seperti perkembangan teknologi farmasi, regulasi obat terbaru, atau manajemen layanan kesehatan.
  2. PAFI berperan sentral dalam memfasilitasi sertifikasi dan registrasi tenaga teknis kefarmasian, bekerja sama dengan lembaga terkait untuk memastikan standar kompetensi nasional terpenuhi. Ini menjadi fondasi dalam menjaga kredibilitas profesi serta melindungi masyarakat dari praktik yang tidak bertanggung jawab.
  3. PAFI mendorong pengembangan karir anggota dengan merancang panduan standar profesi yang lebih tinggi, seperti sertifikasi khusus atau peluang menjadi konsultan farmasi, sekaligus mendorong etika profesional melalui kode etik yang ketat.
  4. Kontribusi PAFI dalam penelitian dan pengembangan ilmu kefarmasian terapan diwujudkan melalui dukungan riset kolaboratif, publikasi jurnal ilmiah, dan penerapan temuan inovatif dalam praktik klinis atau industri.

PAFI dalam Advokasi Kebijakan Kesehatan

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) memiliki peran strategis dalam advokasi kebijakan kesehatan melalui kontribusi aktif yang berdampak pada sistem kesehatan nasional:

  1. PAFI berperan sebagai mitra pemerintah dalam memberikan masukan dan rekomendasi berbasis ilmiah terkait kebijakan obat dan kesehatan. Sebagai representasi ahli farmasi, PAFI terlibat dalam penyusunan regulasi seperti kebijakan daftar obat esensial, pengawasan distribusi obat, atau penanganan masalah kesehatan publik seperti resistensi antimikroba.
  2. PAFI aktif dalam penyusunan standar dan regulasi kefarmasian, bekerja sama dengan Badan POM, Kementerian Kesehatan, serta stakeholder terkait. Kontribusi ini mencakup penetapan standar pelayanan kefarmasian, panduan teknis pengelolaan obat berisiko tinggi, atau regulasi terkini seperti praktik farmasi klinis dan penggunaan obat biologis. Hal ini memperkuat konsistensi dan akuntabilitas praktik kefarmasian di Indonesia.
  3. PAFI berkomitmen melindungi hak-hak pasien melalui advokasi pelayanan kefarmasian yang aman, terjangkau, dan bermutu. Ini diwujudkan dengan mendorong transparansi harga obat, memastikan ketersediaan obat langka, serta mengedukasi masyarakat tentang penggunaan obat rasional.

Harapan Peran PAFI

Ke depan, PAFI diharapkan menjadi pionir transformasi layanan kefarmasian yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Di sisi kebijakan, PAFI perlu aktif mendorong regulasi yang melindungi hak pasien dan memastikan standar layanan farmasi mengikuti perkembangan global. Penguatan program pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan kader kesehatan desa atau kampanye pencegahan stunting berbasis obat dan gizi, juga menjadi prioritas. Sinergi dengan pemerintah, swasta, dan akademisi akan mempercepat terwujudnya sistem kesehatan inklusif, di mana farmasis tidak hanya sebagai penyedia obat, tetapi juga mitra strategis dalam mencapai target SDGs kesehatan.

Dengan kolaborasi, inovasi, dan komitmen pada profesionalisme, PAFI tidak hanya mampu menjawab tantangan zaman, tetapi juga memimpin perubahan menuju masyarakat Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan mandiri dalam pengelolaan obat.

Cilacap Info
IKUTI BERITA LAINNYA DIGOOGLE NEWS

Berita Terkait