● Merkuri biasa digunakan dalam produk pemutih wajah karena efektif menghambat produksi melanin. Namun, penggunaan merkuri sangat berbahaya karena bisa merusak ginjal, sistem saraf, serta menyebabkan gangguan janin pada ibu hamil.
● Hidrokuinon, bila digunakan tanpa pengawasan, dapat menyebabkan hiperpigmentasi parah dan kanker kulit.
● Timbal pada kosmetik bibir, seperti lipstik, dapat terakumulasi di tubuh dan menyebabkan gangguan otak serta sistem saraf.
● Steroid dalam kosmetik dapat menipiskan kulit dan mengganggu sistem hormonal jika digunakan secara tidak tepat.
Tanpa pengawasan BPOM, kandungan bahan dalam produk tidak terkontrol. Akibatnya, produk tersebut berisiko mengandung bahan berbahaya di atas batas aman.
3. Kerusakan Permanen pada Kulit
Dalam jangka panjang, penggunaan kosmetik ilegal bisa menyebabkan kerusakan kulit yang permanen. Misalnya, penggunaan krim pemutih berbahan merkuri atau hidrokuinon dalam waktu lama dapat membuat kulit menjadi lebih tipis, sensitif, dan rentan terhadap kerusakan lingkungan seperti paparan sinar matahari.
Kerusakan ini bisa muncul berupa bercak hitam permanen atau perubahan tekstur kulit. Bahkan setelah perawatan medis, kondisi tersebut sering kali tidak bisa pulih sepenuhnya.
Selain itu, lapisan pelindung alami kulit (skin barrier) bisa rusak, membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Akibatnya, perawatan yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi kulit bisa jauh lebih mahal dan memakan waktu lama.
4. Risiko Terhadap Kesehatan Sistemik
Bukan hanya kulit yang terancam, penggunaan kosmetik berbahaya juga bisa berdampak pada kesehatan sistemik. Zat beracun dalam kosmetik dapat diserap oleh kulit dan masuk ke dalam aliran darah, lalu menyebar ke berbagai organ vital seperti ginjal, hati, hingga otak.
Paparan bahan berbahaya seperti merkuri dan timbal dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
Tampilkan Semua